Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang baru saja dibentuk, diharapkan menjadi lembaga pengelola investasi besar di Indonesia. Pemerintah mengincar Danantara untuk mengelola aset-aset strategis negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan visi besar meniru model investasi negara maju seperti Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia.
Pada 29 November 2024, Kepala dan Wakil Badan Pengelola Investasi Danantara, Muliaman Hadad dan Kaharuddin Djenod, dijadwalkan menyerahkan peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden (Perpres) yang menjadi dasar operasional lembaga ini kepada Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi. Proses ini menandai langkah awal Danantara untuk segera beroperasi. Menurut Anton Pripambudi, Head of Communication Danantara, aturan yang ada sudah melalui analisis cermat untuk memastikan kelayakan dan kesiapan operasional Danantara.
Setelah peraturan tersebut diterbitkan, pihak Danantara tengah memfinalisasi Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) untuk memastikan bahwa lembaga ini dapat beroperasi dengan efisien. Tugas berikutnya adalah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) untuk struktur tersebut. Meskipun sempat ada penundaan peluncuran yang direncanakan pada 7 November 2024, karena lawatan Presiden Prabowo Subianto dan ketidaksiapan aturan yang diperlukan, namun peluncuran dan operasional Danantara tetap dipersiapkan dengan matang.
Sebagai lembaga yang berfokus pada pengelolaan aset negara, Danantara diharapkan bisa menjadi engine kedua setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Muliaman Hadad, dalam kesempatan launching BSI Gold, menjelaskan bahwa Danantara akan mengelola aset-aset besar negara, termasuk BUMN, yang selama ini terpisah-pisah. Dengan model yang mirip Temasek dan Khazanah, Danantara bertujuan untuk memaksimalkan potensi ekonomi dari aset-aset tersebut untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Danantara tidak hanya akan mengelola aset dari perusahaan-perusahaan besar milik negara, namun juga menjadi mitra penting Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk mencapai target ekonomi Indonesia. Dalam tahap awal, Dana kelolaan Danantara diproyeksikan mencapai US$ 10,8 miliar atau sekitar Rp 170,6 triliun yang berasal dari Indonesia Investment Authority (INA). Selanjutnya, sebanyak tujuh BUMN besar seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID akan dikonsolidasikan ke dalam Danantara.
Dengan begitu, Danantara berpotensi mengelola aset yang sangat besar, diperkirakan mencapai US$ 600 miliar atau sekitar Rp 9.479 triliun. Hal ini menjadikan Danantara sebagai lembaga dengan aset terbesar yang bisa memainkan peran vital dalam perekonomian Indonesia, mengoptimalkan penggunaan dana dan mendorong pembangunan di berbagai sektor. Bahkan, Indonesia Investment Authority (INA), yang selama ini berfungsi sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF), juga akan berada di bawah naungan Danantara.
Budi Mulya, anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menegaskan bahwa pembentukan Danantara merupakan bagian dari mimpi besar Presiden Prabowo Subianto untuk memiliki lembaga pengelola investasi yang setara dengan Temasek atau Khazanah, yang selama ini dikenal sukses dalam mengelola aset negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan tujuan mencapainya, Danantara diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia, bersinergi dengan sektor-sektor strategis untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan dukungan penuh terhadap pembentukan Danantara, yang diharapkan akan menjadi lembaga holding besar yang dapat mengelola aset-aset negara lebih efisien dan produktif. Erick juga menambahkan bahwa kajian lebih mendalam diperlukan untuk memastikan sinergitas antara Danantara dan Kementerian BUMN, mengingat BUMN mengelola lebih dari 40 perusahaan dengan berbagai sektor yang luas.
Dengan segudang potensi dan langkah-langkah yang sedang disiapkan, Danantara kini menjadi pusat perhatian di dunia investasi Indonesia, dan mungkin akan segera menjadi salah satu lembaga pengelola aset terbesar yang memiliki dampak signifikan pada perekonomian nasional.